Loading image
31 Oktober 2025

Pelatihan “Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) secara Etis untuk Meningkatkan Kualitas Karya Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik"

Program Studi Administrasi Publik FISIP Universitas Mulawarman menyelenggarakan sesi pembelajaran bertema  “Pemanfaatan AI secara Etis untuk Meningkatkan Kualitas Karya Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik”. Kegiatan ini menjadi respon atas meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan oleh mahasiswa dalam proses penulisan karya ilmiah, sekaligus menjawab kebutuhan akan literasi digital yang bertanggung jawab di lingkungan akademik.

 

Dalam pemaparan pertama, Dyah Rahayuning Perwitasari, S.I.P., M.A.P. menjelaskan dasar-dasar etika penggunaan kecerdasan buatan merujuk pada regulasi resmi seperti Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, Undang-Undang Hak Cipta 2014, dan Surat Edaran Menkominfo No. 9 Tahun 2023. Ia menekankan bahwa penggunaan AI harus tetap menjaga orisinalitas, transparansi, dan integritas karya ilmiah. Permasalahan seperti plagiarisme, auto-generated content tanpa pengecekan, hingga hilangnya kontribusi personal menjadi sorotan penting dalam sesi tersebut.

 

Materi juga menekankan batas penggunaan AI yang masih dianggap etis, seperti mencari referensi awal, membantu penyusunan draft, mengecek tata bahasa, atau mengubah data menjadi tabel dan grafik. Namun, penyusunan penuh artikel menggunakan AI ditegaskan sebagai praktik yang tidak diperbolehkan karena menghilangkan proses akademik yang substantif.

 

Sesi berikutnya disampaikan oleh Gusti Naufal Rizky Perdana, S.A.P., M.AP., yang mengulas lebih teknis mengenai bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan AI secara bijak melalui strategi penulisan prompt yang efektif. Ia menjelaskan bahwa AI seperti ChatGPT tidak memiliki kesadaran, tidak menyimpan data pribadi, serta terikat aturan etika dan keamanan. Karena itu, hasil AI tetap membutuhkan pemahaman kritis dan keterlibatan peneliti.

 

Mahasiswa diperkenalkan berbagai framework seperti RACE, Few-Shot Prompting, hingga Goal–Return Format–Warnings–Context, yang bertujuan meningkatkan kualitas interaksi dengan AI agar hasil yang diperoleh relevan, akurat, dan tetap sesuai prinsip akademik. Di sisi lain, pembicara juga menegaskan bahwa AI memiliki kelemahan dalam menghasilkan analisis mendalam, menyusun konsep kompleks, atau menampilkan sumber yang valid, sehingga peran peneliti manusia tetap tidak tergantikan.

 

Materi kemudian ditutup dengan penjelasan mengenai enam domain akademik yang dapat ditingkatkan melalui AI serta posisi AI dalam proses penulisan artikel ilmiah. Pada tahapan metode dan analisis pembahasan, AI disebut tidak dapat menggantikan kemampuan kritis peneliti.

 

Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami bahwa kecerdasan buatan merupakan alat bantu, bukan pengganti nalar ilmiah. Penggunaan AI yang bijak diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas tulisan, tetapi juga menjaga etika, integritas, dan mutu akademik di lingkungan perguruan tinggi.

Loading image
Loading image Loading image